Rabu, 22 Oktober 2014

Hal Indah Dibaliknya | CERPEN INDONESIA



HAL INDAH DIBALIKNYA
(Kirana Salsabilla)

Kota dibagian utara Negara Irlandia tidak tampak seperti kota besar lainya yang mempunyai fasilitas dan kemewahan tersendiri. Banyak domba-domba yang berkeliaran dan masih banyak lahan pertanian warga sekitar. Jalanan kota penuh retakan disana-sini, seperti tidak diperhatikan pembangunannya oleh pemerintah. Sebagian sekolah pun berdiri disekitar reruntuhan sisa bangunan lain.

Beberapa hari yang lalu, orang tua Sabina dipindah tugaskan ke bagian utara Irlandia. Pertamanya Sabina merasa bersemangat atas kepindahan dia ke daerah tersebut. Tetapi, setelah beberapa hari berlalu ia tidak menyukai tempat tersebut, karena tidak ada hal yang menarik di daerah tersebut. Tidak ada kebun binatang, taman rekreasi ataupun waterboom. Sabina pun bertambah tidak menyukai dengan daerah tersebut dan berniatan untuk pindah lagi kedaerah aslinya.
 “ Ini kota atau desa ? Kenapa tidak ada menarik-menariknya ? Membosankan .“ Sabina membatin.
Orangtua Sabina mengajak ia untuk berjalan-jalan dan melihat kesederhanaan kota tersebut dari dekat. Yang dilihat Sabina hanyalah perkebunan, perkebunan, perkebunan dan domba.

 “ Membosankan. “ celetuk Sabina. Mobil yang ditumpangi Sabina pun berhenti di daerah yang berpasir.
“ Ayo turun sudah sampai. “
“ Astaga..  Pantainya bagus banget. Bersih gak ada sampah. Liat itu, sunset! “ takjubnya Sabina tidak hentinya komat-kamit akan keindahan pantai yang ia kunjungi.

 Sabina pun sadar dibalik kesederhanaan kota ini ternyata ada hal yang indah dibalik  ini semua.
Paginya, Sabina memulai hari pertama ia bersekolah di sekolahan yang tidak jauh dari rumahnya. Tidak menyenangkan berada disekolah tersebut. Karena, Sabina merasa terasingkan dan perbedaan bahasa yang ia kuasai sangatlah berbeda. Banyak teman barunya mengolok-ngolok dirinya karena perbedaan bahasa. Sampai satu hal Sabina meledakan emosinya karena ada anak yang sesuka hatinya menyuruh-nyuruh Sabina. Mungkin dianggapnya Sabina itu adalah anak baru dan bisa seenaknya disuruh-suruh. Sabina membela diri dan tidak mengacuhkan olokan teman-teman barunya disekolah.

Sabina tidak tahan disekolah barunya dan menceritakan semua hal yang sudah terjadi disekolah barunya itu, dan mengungkapkan semua kekesalan Sabina selama tinggal di kota itu. Ia meminta kepada orangtuanya untuk pindah, tetapi naas, permintaan Sabina itu tidak bisa dikabulkan oleh keduaorang tuanya karena adanya masalah kerjaan orangtuanya yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Helaan nafas berat pun keluar dari mulut Sabina, karena beberapa hari kedepan hari-harinya tidak menyenangkan lagi.

[…]

Sudah lama Sabina tinggal dikota tersebut, ia pun akhirnya bisa menguasai bahasa di kota tersebut, dan bisa beradaptasi dengan teman-teman sekolahnya. Kini tidak ada lagi yang bisa mengolok-olok dirinya karena bahasanya yang berbeda ataupun menyuruh-nyuruh dirinya sesuka hati. Pada suatu saat Sabina sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya tiba-tiba goncangan hebat datang dan mengguncangkan isinya. Semua murid keluar dari dari dalam kelas.

“ Ayo semua keluar, ada gempa! Jangan berjauhan ataupun berpencar!“ seraya gurunya berbicara seperti itu, semua murid sudah berada ditempatnya masing-masing. 

Sabina yang ada ditempat kejadian langsung, sedikit panik dan berusaha menghubungi kedua orangtuanya. Tetapi, semua jaringan ponsel yang ada dikota itu tidak berfungsi, yang disebabkan oleh gempa yang mengguncang tadi. Akhirnya yang bisa ia lakukan untuk kembali kerumahnya adalah berjalan kaki sampai kerumah. Diperjalanan pulang, Sabina melihat banyak kendaraan yang menjadi kacau balau, karena sibuk menyelamatkan dirinya dan hartanya kedaerah yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan takutnya gempa susulan yang lebih besar disertai tsunami. Dijalan pun Sabina melihat reruntuhan bangunan akibat gempa yang cukup kencang, retakan jalanan disana-sini, tiang listrik yang runtuh dan banyak lagi.

Syukurlah Sabina dan keluarganya selamat dari bencana alam yang barusan dialami oleh ia dan keluarganya. Setelah beberapa jam jaringan ponsel dikota tersebut berfungsi lagi. Dan segera Sabina mencari tahu tentang informasi dikotanya tersebut.

“ Astaga..  Ternyata gempa tadi itu 6,8 SR dan hampir menimbulkan tsunami.“ ucap Sabina memberitahu kedua orangtuanya.

“ Syukurlah diantara kita tidak ada yang menjadi korban.” Orangtuanya pun bersyukur karena tidak ada korban dari bencana alam tersebut yang merenggut nyawanya ataupun mencederai anggota keluarganya.

Banyak hal yang dilalui di kota ini yang membuat Sabina mulai menyukai tempat ini. Diantaranya yaitu keunikan-keunikan yang terjadi dikota ini. Sabina pun lebih menikmati keberadaanya di kota bagian utara Irlandia itu.

- THE END -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar