HAL INDAH DIBALIKNYA
(Kirana Salsabilla)
Kota
dibagian utara Negara Irlandia tidak tampak seperti kota besar lainya yang
mempunyai fasilitas dan kemewahan tersendiri. Banyak domba-domba yang
berkeliaran dan masih banyak lahan pertanian warga sekitar. Jalanan kota penuh
retakan disana-sini, seperti tidak diperhatikan pembangunannya oleh pemerintah.
Sebagian sekolah pun berdiri disekitar reruntuhan sisa bangunan lain.
Beberapa
hari yang lalu, orang tua Sabina dipindah tugaskan ke bagian utara Irlandia. Pertamanya
Sabina merasa bersemangat atas kepindahan dia ke daerah tersebut. Tetapi,
setelah beberapa hari berlalu ia tidak menyukai tempat tersebut, karena tidak
ada hal yang menarik di daerah tersebut. Tidak ada kebun binatang, taman
rekreasi ataupun waterboom. Sabina
pun bertambah tidak menyukai dengan daerah tersebut dan berniatan untuk pindah
lagi kedaerah aslinya.
“ Ini kota atau desa ? Kenapa tidak ada menarik-menariknya ? Membosankan .“ Sabina membatin.
Orangtua
Sabina mengajak ia untuk berjalan-jalan dan melihat kesederhanaan kota tersebut
dari dekat. Yang dilihat Sabina hanyalah perkebunan, perkebunan, perkebunan dan
domba.
“ Membosankan. “ celetuk Sabina. Mobil yang ditumpangi Sabina pun berhenti di daerah yang berpasir.
“ Ayo turun sudah sampai. “
“ Astaga.. Pantainya bagus banget. Bersih gak ada sampah. Liat itu, sunset! “ takjubnya Sabina tidak hentinya komat-kamit akan keindahan pantai yang ia kunjungi.
Sabina pun sadar dibalik kesederhanaan kota
ini ternyata ada hal yang indah dibalik
ini semua.
Paginya,
Sabina memulai hari pertama ia bersekolah di sekolahan yang tidak jauh dari
rumahnya. Tidak menyenangkan berada disekolah tersebut. Karena, Sabina merasa
terasingkan dan perbedaan bahasa yang ia kuasai sangatlah berbeda. Banyak teman
barunya mengolok-ngolok dirinya karena perbedaan bahasa. Sampai satu hal Sabina
meledakan emosinya karena ada anak yang sesuka hatinya menyuruh-nyuruh Sabina.
Mungkin dianggapnya Sabina itu adalah anak baru dan bisa seenaknya
disuruh-suruh. Sabina membela diri dan tidak mengacuhkan olokan teman-teman
barunya disekolah.
Sabina tidak
tahan disekolah barunya dan menceritakan semua hal yang sudah terjadi disekolah
barunya itu, dan mengungkapkan semua kekesalan Sabina selama tinggal di kota
itu. Ia meminta kepada orangtuanya untuk pindah, tetapi naas, permintaan Sabina
itu tidak bisa dikabulkan oleh keduaorang tuanya karena adanya masalah kerjaan
orangtuanya yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Helaan nafas berat pun
keluar dari mulut Sabina, karena beberapa hari kedepan hari-harinya tidak
menyenangkan lagi.
[…]
Sudah lama
Sabina tinggal dikota tersebut, ia pun akhirnya bisa menguasai bahasa di kota
tersebut, dan bisa beradaptasi dengan teman-teman sekolahnya. Kini tidak ada
lagi yang bisa mengolok-olok dirinya karena bahasanya yang berbeda ataupun
menyuruh-nyuruh dirinya sesuka hati. Pada suatu saat Sabina sedang berdiskusi
dengan teman kelompoknya tiba-tiba goncangan hebat datang dan mengguncangkan
isinya. Semua murid keluar dari dari dalam kelas.
“ Ayo semua keluar, ada gempa! Jangan berjauhan ataupun berpencar!“ seraya gurunya berbicara seperti itu, semua murid sudah berada ditempatnya masing-masing.
Sabina yang ada ditempat kejadian langsung, sedikit panik dan berusaha
menghubungi kedua orangtuanya. Tetapi, semua jaringan ponsel yang ada dikota
itu tidak berfungsi, yang disebabkan oleh gempa yang mengguncang tadi. Akhirnya
yang bisa ia lakukan untuk kembali kerumahnya adalah berjalan kaki sampai
kerumah. Diperjalanan pulang, Sabina melihat banyak kendaraan yang menjadi
kacau balau, karena sibuk menyelamatkan dirinya dan hartanya kedaerah yang
lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan takutnya gempa susulan yang lebih besar
disertai tsunami. Dijalan pun Sabina melihat reruntuhan bangunan akibat gempa
yang cukup kencang, retakan jalanan disana-sini, tiang listrik yang runtuh dan
banyak lagi.
Syukurlah
Sabina dan keluarganya selamat dari bencana alam yang barusan dialami oleh ia
dan keluarganya. Setelah beberapa jam jaringan ponsel dikota tersebut berfungsi
lagi. Dan segera Sabina mencari tahu tentang informasi dikotanya tersebut.
“ Astaga.. Ternyata gempa tadi itu 6,8 SR dan hampir menimbulkan tsunami.“ ucap Sabina memberitahu kedua orangtuanya.“ Syukurlah diantara kita tidak ada yang menjadi korban.” Orangtuanya pun bersyukur karena tidak ada korban dari bencana alam tersebut yang merenggut nyawanya ataupun mencederai anggota keluarganya.
Banyak hal
yang dilalui di kota ini yang membuat Sabina mulai menyukai tempat ini.
Diantaranya yaitu keunikan-keunikan yang terjadi dikota ini. Sabina pun lebih
menikmati keberadaanya di kota bagian utara Irlandia itu.
- THE END -